KAMUJAHAT PRODUCTION - Puluhan warga Klaten diduga tertipu oleh sindikat penipuan rekrutmen CPNS lintas kabupaten. Hal itu terungkap setelah sepuluh orang warga Klaten melaporkan penipuan tersebut kepada Badan Kepegawaian daerah (BKD) Klaten beberapa hari lalu.
Kabid Umum BKD Klaten, Dhody Hermanu menuturkan sudah ada sepuluh warga Klaten yang datang ke BKD Klaten. Mereka mengaku juga rata-rata sudah menyetor uang muka sebesar 50 persen kepada sindikat tersebut.
“Sindikat ini menurut laporan yang kami terima juga ada di Karanganyar, Sragen dan di Jakarta. Mereka menetapkan tarif untuk jadi PNS kepada korbannya sesuai tingkat pendidikan. Dari yang paling tinggi Rp 160 juta berpendidikan SMP dan Rp 80 juta untuk sarjana,”ungkapnya, Selasa (8/2/2016).
Menurut Dhody, sindikat tersebut menurut laporan diduga juga beranggotakan PNS aktif dilingkungan Pemkab Klaten.
“Kita masih akan kembangkan dulu, belum bisa menunjukkan nama-nama siapa yang terlibat,”ujarnya.
Dhody menjelaskan, dari laporan sepuluh orang tersebut, guna meyakinkan para korban, penipu membikin surat penetapan NIP dan mengunakan stempel dari BKN. Namun sayang, setelah BKD Klaten melakukan pengecekkan, NIP tersebut ternyata palsu.
“NIPnya benar tapi identitasnya tidak sesuai dengan identitas para korban, sebab NIP itu sudah ada yang memiliki. Sedangkan NIP yang digunakan berasal dari Aceh, Padang , Polewali Mandar dan daerah lainnya,”tuturnya.
Kepala BKD Klaten, Edy Hartanta, mengatakan hingga kini belum ada informasi dari pemerintah pusat terkait rekrutmen CPNS pada 2016. “Sampai sekarang memang belum ada kepastian. Makanya, kami mengimbau warga agar berhati-hati, tidak mudah mempercayai proses rekrutmen. Pastinya ada informasi resmi dari pemerintah terkait proses rekrutmen CPNS,” katanya.
Edy menyarankan bila ada masyarakat yang tertipu oleh sindikat tersebut maka segera untuk melaporkan kepada. Ia juga menyarankan agar masyarakat tak mudah tergiur ketika ada iming-iming menjadi PNS. Ia mengatakan rekrutmen CPNS kali terakhir digelar pada 2014 untuk Kabupaten Klaten.
“Kuota yang dimiliki untuk Klaten saat itu 30 orang. Itu pun prosesnya ketat,”tutupnya.
Foto : Ilustrasi
Sumber : http://joglosemar.co/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar